Minggu, 14 Agustus 2016

MENGENAL TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Setiap kali diperdengarkan kata teknologi, maka perhatian kita langsung tertuju pada komputer, pemutar audio digital berupa Moving Picture Experts Group (MPEG-1) dan lapisan (Layer) 3 atau disebut mp3, perangkat keras dan lunak, bahkan menerawang sampai kepada pesawat ulang-alik (Smaldino, Lowther, dan Russell, 2008). Begitu pula, ketika kita menyebut media pembelajaran, ingatan langsung diarahkan pada kapur tulis atau spidol, papan tulis, buku paket, kertas karton, foto, gambar, diagram, tape, televisi, video, overhead transparancies, dan multimedia.
Sebenarnya, pemahaman seperti ini tidaklah keliru, tetapi cenderung direduksi dan disederhanakan karena teknologi hanya dimaknai secara dangkal, sebatas peralatan fisik saja.  Akibatnya, ketika seseorang yang mengambil jurusan teknologi pembelajaran atau teknologi pendidikan hanya dipandang sebagai sarjana yang bersifat teknis, yang fokus kemampuannya hanya dalam batas ruang lingkup peralatan fisik, media, dan teknologi.      

Kesalapahaman tentang kajian teknologi pendidikan tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada. Beberapa profesor di Ohio State University di Amerika Serikat pernah mengajukan pertanyaan kepada penulis ketika mengambil program Sandwich-Like pada tahun 2010-2011 seperti berikut ini: “Mengapa mengembangkan pembelajaran berbasis kecerdasan jamak (multiple Intelligence Based Learning), padahal Anda mengambil program studi Teknologi Pendidikan?” Dapat dipahami bahwa pertanyaan tersebut menggambarkan bahwa teknologi pembelajaran yang mereka pahami hanyalah sebatas komputer, internet, DVD dan CD- ROM, peralatan mobile, digital audio, dan semacammya, tetapi tidak sampai pada tataran belajar dan pembelajaran, serta aspek pengembangan sebagai salah satu kawasan bidang teknologi pembelajaran. 

Materi Lengkap UNDUH DI SINI


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda