MENGENAL TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Setiap kali
diperdengarkan kata teknologi, maka perhatian kita langsung tertuju pada komputer,
pemutar audio digital berupa Moving Picture Experts Group (MPEG-1) dan lapisan (Layer) 3 atau disebut mp3, perangkat keras dan lunak, bahkan
menerawang sampai kepada pesawat ulang-alik (Smaldino, Lowther, dan Russell,
2008). Begitu pula, ketika kita menyebut media pembelajaran, ingatan langsung
diarahkan pada kapur tulis atau spidol, papan tulis, buku paket, kertas karton, foto, gambar, diagram,
tape, televisi, video, overhead
transparancies, dan multimedia.
Sebenarnya,
pemahaman seperti ini tidaklah keliru, tetapi cenderung direduksi dan disederhanakan
karena teknologi hanya dimaknai secara dangkal, sebatas peralatan fisik
saja. Akibatnya, ketika seseorang yang
mengambil jurusan teknologi pembelajaran atau teknologi pendidikan hanya
dipandang sebagai sarjana yang bersifat teknis, yang fokus kemampuannya hanya
dalam batas ruang lingkup peralatan fisik, media, dan teknologi.
Kesalapahaman
tentang kajian teknologi pendidikan tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi
juga di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada. Beberapa
profesor di Ohio State University di Amerika Serikat pernah mengajukan
pertanyaan kepada penulis
ketika mengambil program Sandwich-Like pada tahun 2010-2011 seperti berikut ini: “Mengapa mengembangkan pembelajaran berbasis kecerdasan jamak (multiple
Intelligence Based Learning), padahal Anda mengambil program studi Teknologi
Pendidikan?” Dapat dipahami bahwa pertanyaan tersebut menggambarkan bahwa
teknologi pembelajaran yang mereka pahami hanyalah sebatas komputer, internet,
DVD dan CD- ROM, peralatan mobile, digital audio, dan semacammya, tetapi tidak
sampai pada tataran belajar dan pembelajaran, serta aspek pengembangan sebagai
salah satu kawasan bidang teknologi pembelajaran.
Materi Lengkap UNDUH DI SINI

0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda